Senin, 15 Juni 2009

Menyimpan Jejakmu

Malam ini kutemukan jejakmu di ujung mimpi
Kucoba merajahkan kata yang kemarin diajarkan oleh seorang empu
Namun kau hanya mematung
Merasakan kepedihan di mataku yang telah lama kau garami

Atas nama apa aku mampu menunggu fajar yang belum juga tampak?
Hingga semua yang kulihat terasa jingga

Secarik perahu kecil berayun mendekatiku
Terombang-ambing oleh hempasan samudera
Lolong anjing masih juga menemaniku
Menunggu sang nakhoda datang

Begitu kerdilkah kasih yang kujejaki
Hingga setan pun senang menggodaku
Apakah kisah Adam akan berulang?
Tapi kau bukan Adam
Lalu kenapa setan itu tidak menggoda sesamanya saja?
Atau jangan-jangan mereka juga telah mengeja kata orang suci, bahwa di antara penggoda tidak boleh saling mendahului

Jika memang tak ada lagi kata yang mampu kau semburkan
Aku pun bersedia menemanimu menjadi patung
Hingga fajar kembali datang

Tidak ada komentar: