Senin, 29 Juni 2009

6 Rahasia Seputar Lemak Perut

KOMPAS.com — Hampir semua orang suka membicarakan soal lemak yang satu ini: lemak perut! Keberadaannya di tempat tersebut memang sangat tidak indah dilihat sehingga para wanita berjuang untuk mengenyahkannya dengan cara apa pun. Untungnya, semakin banyak informasi yang diketahui soal lemak di perut, akan semakin mudah bagi kita untuk menyingkirkannya.
1. Semua lemak tidak sama.
Kelebihan kalori yang masuk ke dalam tubuh kita disimpan ke dalam dua tempat; yaitu di bawah kulit (subcutaneous fat) untuk jangka panjang, dan di bagian perut (visceral fat) untuk jangka pendek. Visceral fat disebut juga lemak omental yaitu lemak pada omentum, sepotong jaringan yang menempel pada perut tepatnya di bawah otot abdominal.
2. Lemak yang tidak terlihat adalah yang paling berbahaya.
Waspadai lemak yang tidak terlihat. Terlalu banyak lemak yang tersembunyi di dalam tubuh dapat menimbulkan masalah besar seperti meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL), dan trigliserida, gula dan tekanan darah yang tinggi, resistensi insulin dan peradangan yang tak kunjung sembuh. Semua masalah tersebut dapat menyebabkan beragam penyakit seperti demensia (penurunan daya ingat), kanker, penyakit hati, dan diabetes.
3. Stres membuat Anda gemuk.
Stres tidak hanya membuat Anda ingin makan es krim, tetapi juga memicu terlepasnya kortisol (hormon stres) yang menyebabkan Anda mudah lapar. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki untuk mengurangi stres.
4. Waspadai apa yang Anda makan.
Mengonsumsi makanan berlemak tanpa menghitung asupan dan jenis lemak yang dimakan dapat menyebabkan lemak perut menumpuk lebih banyak. Perhatikan apa yang Anda konsumsi sekarang juga karena lemak tak jenuh tak hanya buruk bagi bentuk pinggang, tetapi juga bagi pembuluh darah Anda.
5. Mengurangi lemak perut tidaklah sulit.
Jika Anda tidak kelebihan berat badan, tetapi masih memiliki kelebihan ukuran di pinggang, cara tercepat untuk menghilangkannya adalah dengan berjalan kaki. Menyediakan waktu 30 menit setiap hari dapat mencegah sel-sel lemak berkembang lebih banyak.
6. Gandum dapat mengusir lemak perut.
Jika Anda dan seorang teman sedang melakukan diet bersama, dengan cara Anda mengonsumsi gandum, sementara teman mengonsumsi nasi, Anda berdua mungkin akan kehilangan jumlah bobot yang sama. Perbedaannya, perut Anda akan terlihat lebih ramping!(Senin, 29 Juni 2009 | 12:21 WIB)

(http://www.preventionindonesia.com)

Jumat, 26 Juni 2009

Jumpa lagiiiii...........

Bingung nih mau nulis apa?? hehe.... Setelah satu minggu lebih nggak posting jadi kangen nih. Apa masih terbawa aura capek dari rumah ya??

Hari ini sebenarnya ada agenda khusus, berkunjung ke perpustakaan. Tapi sayang tadi TUTUP. Padahal aku ingin lihat kira2 buku referensi yang aku butuhin ada nggak?

Sebenarnya seneng juga sih kalau ketemu teman2 di kampus. Tapi hari ini sepi. Mungkin mereka sudah pada mudik. Maklum minggu tenang. hehe... Akhirnya aku balik kanan aja. Cabut ke kos...

Sebelumnya tadi jalan kaki dari stadion. Jadi capek nih badan... Untuk ngilangin penat nonton film aja ah. Ok????

Rabu, 17 Juni 2009

Obat Hati

Pernah nggak sih menjadi orang yang keberadaannya tak dianggap? Di sana hanya sebagai pelengkap saja. Kalau istilah kerennya pupuk bawang. Pasti rasanya sakit ya, mengetahui semua ini. Tentunya sakit hati banget deh. Lha wong Jerry wae marah kok kalau Tom mengkhinatinya. Itu aja dalam film kartun apalagi kalau dalam kehidupan nyata. Padahal semuanya telah diberikan.

Sebenarnya tak ada niatan mungkin kita jadi bisa mengetahui kenyataan pahit ini. Dan kenyataan itu terbongkar tanpa sengaja pula. Hoho... Uhhh pasti pinginnya melampiaskan kekesalan itu. Tapi jangan sampe ada piring terbang ya? Karena kalau sudah pecah kan sayang. Tak bisa dialap--(ini bahasa ngetrennya orang-orang di pesantren dekat rumah, bahasa indonesianya "diambil", tapi kata ini memiliki kekuatan yang lebih gimana ya?)--manfaat lagi. Selain itu juga harus beli lagi dan semua itu perlu duit. Pingin teriak, tar malah disangka kenapa2 pula. Boleh berskspresi asal tidak kebablasan. Terlalu besar? jangan. Terlalu Kecil? Jangan dong. Tapi yang sedang-sedang aja! *Mirip lagu dangdut aja neh*

Lalu bagaimana kita harus bersikap? Apakah harus membiarkan saja atau mengambil sikap?

Kata Opick sih, obat hati/tombo ati ada lima. Jadi bisa diterapkan juga disini. Yang pertama: baca quran dan maknanya. kedua: mendirikan sholat malam. ketiga; berkumpul dengan orang sholeh. keempat: perut tidak boleh terlalu kenyang (luwe) dan kelima dzikir malam diperbanyak. Siapa saja yang salah satunya bisa nglakoni, Semoga Allah ngijabahi doa kita.

Namun untuk menjalani amalan tersebut perlu perjuangan yang keras bukan?? Selain itu juga harus belajar merelakan kenyataan yang tlah terjadi. Daripada tambah sakit hati mending dibuat enjoy aja ya? Bukankah dalam Firman Tuhan telah dinyatakan bahwa tak ada satupun daun yang jatuh di muka bumi ini tanpa kehendakNya (sory, lupa lebih detailnya. Tapi semoga pernyataanku ini kurang lebih ada benarnya).

Dan semoga jalan keluar ini mampu mengurangi rasa sakit hati kita. Tulisan ini semoga membantu anda-anda yang lagi sakit hati. :P

Kamarku

Hari ini tampaknya tempat kosku mampu menyedot perhatian juga. Dari tadi pagi sudah ada lima orang yang berkunjung untuk melihat-lihat. Meski bangunan tua tapi aku merasa nyaman.

Kloter terakhir malah lebih tertarik dengan kamarku. What???? Padahal di sebelah ada dua kamar yang nganggur lho. Kenapa ya pada suka kamarku? Padahal kalau menurutku sih seperti habis kena gempa. Wait, ini hanya sebuah hiperbola untuk menyebut kamarku yang dari kemarin kubiarkan. Hehe... Sisa buku-buku, kertas, plastik, dll masih berserakan di meja. Terserah penilaian mereka deh. Untuk merapikan kamar sih gampang, tapi tar seperti nggak ada kesibukan di kamar. Lebay tak mas`alah! Kan emang iya, kalau kamarnya rapi-rapi aja seperti nggak ada sesuatu yang dikerjain. Kalau berserakan gitu kan menandakan ada aktivitas. Selain itu, mereka (barang2 itu) mungkin bisa saling berkenalan. Meski pada akhirnya nanti akan bersua juga di TPA. Hihihi...

Dengan enteng mereka tanya kapan aku ke luar? Ya karena pertanyaannya enteng, kujawab aja dengan ci-pi-il (ini istilah dari ulya). "Masih lama", singkat padat jelas. Aku ingin menambahi tapi kuurungkan niat itu.

Kamarku telah memberi banyak kenangan. Ada aku sendiri dan bersama teman-teman, terutama lautan jilbab.

Selama kuliah aku mungkin satu-satunya yang masih bertahan di tempat yang sama jika dibandingkan dengan teman-teman seangkatan. Mungkin sudah takdirku kali ya untuk tetap bertahan dan ada di sini. Hehehe... Sekali waktu sih pernah timbul niat untuk pindah. Tapi kalau lihat barang-barangku yang padat mengimpit jadi nggak tega. Hahaha... Di sini seperti tinggal di rumah sendiri. Ada sebuah keluarga. Meski kadang ada juga hal-hal yang bikin jengkel (hanya personil lautan jilbab yang aku kasih tahu).

Tapi hari ini, aku hanya sendiri. Kamar sebelah kosong. Mala Alone again... Baiklah esok aku akan menghilang dulu, mudik maksudnya. Apalagi sudah kangen banget dengan keluarga di rumah. I`m cooming.....

Tapi tar malam aja aku beresin kalian. Biar kalau aku datang kembali nggak suntuk. Ok????

Selasa, 16 Juni 2009

Mencoba untuk Bangkit

Meski baru satu halaman, namun aku berharap ini menjadi awal yang baik. Setelah sekian lama nggak baca buku-buku teorinya para linguis kini kucoba untuk lebih memahaminya. Meski tak seringan baca cerita fiksi.

Bener-bener deh harus konsentrasi. Sekali lengah hilang sudah apa yang tadi masuk di pikiran. Hoho.... sayangkan?????????

Untungnya aku dapat sedikit mengurangi kejenuhan itu dengan online bareng teman-teman. Tanpa harus keluar kamar pula. Membaca dinding dan komentar teman-teman yang ada di facebook menjadi hiburan. Ada-ada saja yang mereka tuliskan. Ah pokoknya dari semua warna ada di sana.

Hidup

saat ku tak mampu lagi mengeja kata
kau datang
dengan harummu yang memabukkan
dengan sejuta mimpi kau tawarkan
dengan segenap asa kau paparkan
bahwa inilah hidup
yang harus diteguk
kadang suka
kadang duka
semua telah digariskan
pada sebuah buku keabadian

Jadi juga puisinya. Meski harus memilih kata-kata yang sudah berdesakan di kepala, akhirnya merekalah yang terpilih. So, selalu semangat untuk merenda esok yang lebih cerah deh!!!

Senin, 15 Juni 2009

Menyimpan Jejakmu

Malam ini kutemukan jejakmu di ujung mimpi
Kucoba merajahkan kata yang kemarin diajarkan oleh seorang empu
Namun kau hanya mematung
Merasakan kepedihan di mataku yang telah lama kau garami

Atas nama apa aku mampu menunggu fajar yang belum juga tampak?
Hingga semua yang kulihat terasa jingga

Secarik perahu kecil berayun mendekatiku
Terombang-ambing oleh hempasan samudera
Lolong anjing masih juga menemaniku
Menunggu sang nakhoda datang

Begitu kerdilkah kasih yang kujejaki
Hingga setan pun senang menggodaku
Apakah kisah Adam akan berulang?
Tapi kau bukan Adam
Lalu kenapa setan itu tidak menggoda sesamanya saja?
Atau jangan-jangan mereka juga telah mengeja kata orang suci, bahwa di antara penggoda tidak boleh saling mendahului

Jika memang tak ada lagi kata yang mampu kau semburkan
Aku pun bersedia menemanimu menjadi patung
Hingga fajar kembali datang

pingin curhat wae!

Hanya kamu yang bisa! Dengerin lagunya Tiket, aku jadi sadar bahwa apa yang kulakukan kemarin seolah berada di jalan yang bengkok. Kok ada ya jalan bengkok? kalau berkelok atau menikung sih ada? Tak tahulah. Emang dari memoriku ada stk kata itu juga. Hehehe... Soalnya waktu sekolah dulu pernah menerima wejangan dari pak ustad yang mengatakan begini, "jangan kalian berjalan di bengkok". Tetapi ada yang bilang juga, "Sekali-2 jalan bengkok dilalui tak apa-apa jangan asal jangan kebablasan. Siiip deh....

Memang sih, untuk meraih apa yang kita inginkan hanya diri kita yang tahu. Mau dibawa ke mana langkah kaki kita, itu juga yang tahu hanya diri kita.

Kawan, sudah lama aku menantikan saat-saat di mana aku dapat mencapai apa yang telah menjadi targetku. Namun semua itu tak semudah angan. Perlu aksi nyata dan selalu memohon kepada Tuhan agar selalu diberi kemudahan. Plong rasanya jika kita mampu meraih apa yang telah sekian lama hanya menjadi angan.

Semoga kali ini dewi fortuna berpihak padaku....

Jumat, 12 Juni 2009

Be Happy with Lautan Jilbab

Akhirnya setelah sekian lama, lautan jilbab bisa ngumpul bareng lagi. Cerita-cerita dari hal-hal yang remeh temeh hingga kelas "kakap". Wuih padahal aku tak begitu suka memakannya.

Ini dia personil Lautan Jilbab: ada Mala, Habib, Ulya & Rani. Dengan kelebihan dan kekuarangan yang dimiliki, kami saling melengkapi.

Agenda hari ini adalah membicarakan soal persiapan acara resepsi mbakyu-nya Habib. Lautan jilbab ikut dalam kepanitiaan lho? Hehe... Belum fix sih membahas susunan acaranya, tapi lain kali bisa kita sambung lagi kok. Pis....

Hari ini tampaknya juga hari yang membahagiakan bagi Ulya. Proposal skripsinya diterima, meski belum disetujui kajur sih. Tapi pembimbing sudah menyanggupi, ya amanlah... Hore!!!! Yang lain semoga cepat nyusul ya?? Semoga Lautan Jilbab bisa tetap eksis deh!

And then, biasalah kaum hawa kalau lagi ngumpul ada-ada saja yang dibahas. Cerita lucu hingga tertawa cekikian atau lihat fotonya Habib yang sedang jadi ajang corat-coret kuas temannya. Sumpriiit beda banget man!!!

Habis maem bareng, aku jadi narasumber mereka buat wawancara. Lumayanlah, sebagai ajang latihan siapa tahu suatu hari nanti jadi orang penting hehe...

Aku tahu guys, kalian begitu peduli. Aku jadi terharu sekaligus juga bisa tertawa-tawa. Satu lawan banyak (tiga orang). Kenapa bisa tertawa-tawa? Habis perekamnya sambil jalan-jalan sih. Kan jadi nggak konsen.

Tapi untuk sekarang kukira belum saatnya, Teman. Aku masih ingin sendiri. Menata kembali arah hidup menuju cita-cita. Namun, aku pun takkan menampik jika di tengah jalan nanti Tuhan mengirimkan seseorang yang mampu membimbingku menuju keridhoanNya.

Semoga kebersamaan kita takkan berakhir. Trims for Yours Attention, Guys!!!!!!!

Kamis, 11 Juni 2009

BIMBANG....

Pernahkah kau merasa tak menepati janji? Meski itu untuk diri sendiri. Aduh... ternyata repot juga ya? Mengerjakan dua hal secara bersamaan. Karena keduanya memerlukan perhatian yang sama besarnya. Bisa nggak sih merengkuh keduanya secara bersamaan?

Di antara dua pilihan, antara kuliah dan organisasi. Telah lama kurenungkan, untuk memutuskannya. Meski aku telah memutuskan untuk memilih menyelesaikan skripsiku sesuai tenggat waktu yang kutentukan sendiri, namun itu juga belum dapat kupenuhi sepenuhnya. Hehehe....

Kegiatan di organisasi yang begitu banyak menguras tenaga dan pikiran telah membuatku begitu terlena (boleh lebay kan?). Aku belum bisa meninggalkan organisasi yang telah banyak memberikan warna-warni dalam hidup. Ada canda, tawa, cacian bahkan tangisan semua telah campur aduk menjadi satu. Seperti permen nano-nano itu lho? Ada manis, asem, asin, pokoknya ada-ada saja. Di sanalah aku menemukan sebuah keluarga baru. Terkadang pernah sih timbul niat untuk keluar saja. Namun karena sebagian hatiku juga tertinggal di sana, jadi ya selalu kembali. Ah Tuhan begitu berat meninggalkannya. Boso jawanya "eman-eman".

Di lain pihak. Skripsi yang tak kunjung kelar, membuatku terkadang merasa begitu bersalah karena telah menyia-nyiakan kepercayaan orang tua. Saat di rumah menyaksikan pengorbanan mereka kadang benar-benar membuat dadaku seakan penuh sesak dan bahkan tak terasa mataku berkaca-kaca. Dari pagi bahkan kadang hingga sore tak menemukan bapak di rumah. Matahari telah menempanya untuk menghidupi keluarga. Begitupun ibu-sosok yang selalu bekerja keras-demi kebahagiaan anak-anaknya. Tak lupa mereka selalu mendoakan kami-anaknya agar cita-cita kami tercapai.

Kegiatan lusa semoga sukses, hingga aku bisa fokus dulu dengan tanggung jawabku. Baik sebagai mahasiswa yang selalu dikejar untuk menyelesaikan skripsi maupun sebagai pengelola yang selain mencari dana juga kebagian nulis.

Semoga usahaku untuk menyelesaikan skripsi sebelum puasa dapat tercapai. Amiiinn.....

Senin, 08 Juni 2009

Delivery Love

Suatu siang di musim panas. Hari masih begitu terik untuk pulang menuju apartemenku. Aku masih bermalas-malasan di kantor redaksi yang telah tiga tahun terakhir memberi penghidupan padaku. Terlihat teman-teman ada yang masih begitu sibuk menyiapkan segala sesuatu meski sudah saatnya pulang. Maklum, esok merupakan hari yang begitu mendebarkan bagi kami semua. Pesta ulang tahun koran ini. Banyak pejabat dari beberapa negara bagian yang diundang, jadi persiapan harus sangat matang.

Meski mengeluarkan produk untuk kaum Adam, tapi yang kerja di sini lebih banyak wanitanya. Sesuai hasil sensus ditemukan data bahwa jumlah penghuni dunia ini mayoritas adalah wanita. Jadi tak mengherankan bukan?

“ Serena, kok nggak jadi pulang?”, seru Mr Alan McKrackers yang menjabat sebagai chief of editor menghampiriku.

“Masih males, Sir. Di luar panas sekali”, jawabku singkat sambil mencuri-curi pandang ke arahnya. Diapun hanya berlalu begitu saja, meninggalkanku yang masih asyik memandangi kepergiannya. Meninggalkanku termangu sendiri.

Ah.... lagi-lagi cuma basa-basi. Mbok ya berusaha untuk nganterin. Dasar tidak peka dengan keadaan!

Entah telah berapa kali aku berusaha untuk menolak pesonanya. Dari dulu hingga sekarang aku masih menjadi pengagum rahasianya. Kesederhanaannya, kepandaiannya bicara di depan staf-staf atau relasinya, hingga keisengannya begitu membuatku kagum. Meski kadang suka teledor kalau menyimpan barang. Suka sembronolah.

Memang sih dia tidak setampan Tom Cruise yang menjadi artis idolaku. Itu lho pemain sineton “Cinta Fitri” yang jadi Farel. Bukannya yang jadi Farel itu Teuku Wisnu ya? Hehehe.... Atau bahkan Indra Bruggman-artis Indonesia yang blesteran itu. Yang menjadi dambaan para penggemarnya. Bagaimana tidak, dari penampilan fisiknya aja benar-benar sempurna. Maklum wajah-wajah blesteran itu kini begitu marak muncul di layar kaca. Tapi saat ini, aku tidak mau atau berminat dengan semua itu.

Aku menyukainya dengan caraku sendiri. Bahkan hingga saat ini pun aku tampaknya begitu pandai menyimpan rahasia kalau aku telah menyimpan namanya di hatiku. Teman-teman sekantorku tak ada yang tahu.

Mengapa aku menyembunyikan semua ini? Karena saat ini dia telah memiliki seseorang yang mungkin sangat istimewa di hatinya. Bahkan orang itu juga sahabatku sendiri. Aku tidak tega menghancurkan kebahagiaan mereka.

Semua usaha untuk menolaknya telah kulakukan. Perlahan-lahan kutepis dan kutahan semua perasaan yang selalu menghantui pikiranku. Namun tampaknya panah asmara itu begitu kuat hingga kadang aku tak kuat untuk menolaknya.

Terlalu baik. Mungkin ini adalah sebuah ungkapan tepat yang kuberikan padanya. Sifat loyalnya pada para karyawan di sini membuatku tambah jatuh hati. Apalagi jika di antara kami sedang betul-betul membutuhkan bantuannya, dia selalu siap sedia untuk membantu.

Pernah suatu ketika tanpa sengaja aku menemukannya dalam keputusasaan. Entah bagaimana aku bisa teringat dengan kisah Dayang Sumbi yang saat itu tanpa sengaja berujar, ”bagi siapa pun yang mau mengambilkan benangku yang jatuh itu akan kuberi imbalan. Kalau wanita aku angkat sebagai saudara dan jika lelaki akan kujadikan suami”. Olala... hingga ujaran tersebut didengar oleh anjingnya-si Tumang. Lalu begitulah yang terjadi. Apakah itu nyata atau hanya cerita saja? Tapi dongeng itu masih hidup di masyarakat sampai saat ini.

Tapi aku tidak berhasrat seperti si dayang Sumbi itu. Aku hanya membatin saja. Seandainya..... Waktu itu hari begitu terik hingga kurasakan badanku sudah begitu lelah. Di sebuah halte aku menunggu bus yang tak kunjung datang. Detik demi detik berlalu, bahkan menjadi menit. Satu dua menit berjalan hingga terasa begitu lama. Setengah jam hanya tengok-tengok kepala. Capek juga. Uuhfffffffffffffffffff...

Baru saja aku menundukkan kepala dia sudah ada dihadapanku dengan mobilnya. Oh Tuhan, lidahku begitu kelu untuk membalas sapaannya. Satu. Dua. Aku menarik nafas. Mengapa dia sering datang d saat aku terkadang dalam keadaan nyaris putus asa. Dan kehadirannya benar-benar membuatku bahagia sekali.

Kini aku hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Karena Dialah yang maha Mengetahui. Aku akan menerima semua ini dengan penuh keikhlasan. Tapi dulu aku sudah merelakan kekasihku untuk orang lain. Haruskah kali ini aku melakukan hal yang sama Tuhan????

Refreshing

Kemarin baca buku yang menarik abiezzz ceritanya. Buku ini mengisahkan tentang seorang wanita karier yang harus merawat keponakannya yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya akibat gempa yang mengguncang yogya. Istimewanya bocah tersebut adalah seorang penderita autis yang memerlukan orang2 ada di sekitarnya selama 24 jam penuh.
Cerita mengalir dengan indah, bahkan dari baris ke baris menimbulkan rasa penasaran. Jadi mau tak mau harus dilahap habis meski kokok ayam sudah memberi tanda bahwa pagi akan segera datang. AKu sih cuma membayangkan saja, bagaimana jika aku berada di posisinya.
Namun dengan tekad yang kuat, penyakit autis sedikit demi sedikit dapat disembuhkan. Wuih.... pokoknya TOP BANGET deh. Semoga besok2 aku dapat membuat resensinya. (Bersambung)