Senin, 29 Maret 2010

Nightmare

Barangkali inilah salah satu pengalaman yang pahit dalam hidupku. Dasar kurang asem tuh orang! Miring kali ya? Nggak inget apa ama umur?

Emosi yang biasanya bisa kubendung tak tertahan lagi. Kutumpahkan seluruh keluh kesahku dengan teman-teman di kos. Malam minggu itu aku pulang sendirian dari kampus. Kupikir jalanan yang biasa kulewati masih rame. Apalagi malam minggu sehingga kuiyakan aja ketika seorang teman bertanya," berani pulang sendiri??"...

Setelah beberapa meter berpisah, aku berpaspasan dengan orang yang memiliki gelagat tidak baik dari seorang pengendara motor yang sedang berhenti. Dia memakai jaket hitam tebal dan masih mengenakan helm. Caranya memandangku membuatku tak nyaman. Aku masih berusaha positive thinking. Mungkin ia ada perlu di situ karena posisi berhentinya tepat di depan rental komputer...

Aku tetap melangkah santai. Berjalan seperti biasa. Kudengar suara motor-tadi distarter. Ternyata MOtor itu pun melaju searah denganku.

Ia masih tetap melaju hingga kulihat ia berhenti di belakang mobil yang terparkir di sisi jalan. Dengan linghting yang gelap, suasana yang sepi--karena tak ada orang & kendaraan yang lewat--membuatku refleks waspada. Aku pun berinisiatif menyeberang jalan,, melanggar aturan yang dibuat pak sulipi. Untung Posisinya denganku agak jauh, kira2 masih 20 meter.

Aku pun tetap melanjutkan langkahku meski dengan jantung yang berdebar-debar. Sambil berdoa moga2 cepet sampai di keramaian. Aku ingin terbebas dari suasana yang menakutkan itu...

Kulihat ia turun dari motornya. Dan yang sangat tidak sopan ia seperti akan pepsi. Pliss DecH,, jalanan ini kan bukan milik nenek moyangnya! Masak pepsi sembarangan...*Batinku

Ketika aku sampai di seberangnya, ia manggil2. Suaranya yang serak seperti kambing yang sedang birahi. Aku pura-pura saja nggak dengar,, satu harapku ada kendaraan atau orang yang lewat. Namun suasana makin sepi saja...

Sambil terus berlalu, aku pun tak henti2nya berdoa di dalam hati. Ya Rabb, lingdungi hambaMu dari segala niat buruk orang ini...

Satu, dua, tiga,,,,, ku terus melangkah. Aku lega sudah hampir sampai di perempatan jalan yang ramai. Pikirku: Ia tak mungkin mengejarku, melihat jarakku yang sudah semakin dekat dengan keramaian...

Meski terbebas dari teror ini, namun rasa was-was masih menggelayut hingga ku terlelap. Satu hal yang jadi pelajaran penting adalah bahwa di manapun harus tetap hati-hati dan waspada. Seperti kata Bang Napi, "Kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan. Maka Waspadalah, waspadalah!!!!

Hal seperti ini pun sering kudengar lewat curhatan temen2. Meski aku agak sedikit terselamatkan, namun rasa takut itu ternyata tak serta merta hilang. Apalagi mereka yang benar2 sudah menjadi korban ya? Oleh teman2, orang2 golongan agak `miring` ini disebut eksibis (orang yang suka mempertontonkan anunya--konon katanya demi pemuasan nafsu). Bahkan mereka pun melakukan aksinya di siang hari. Ternyata, banyak korban dari tindak asusila ini adalah perempuan. Huuft,, ironis sekali. Di saat emansipasi digaungkan, namun saya sebagai perempuan belum merasa aman.Sungguh Terlalu!!!****

Jumat, 26 Maret 2010

Awas Diabetes!!!

Kabar yang datang secara tiba-tiba dulu membuatku shock. Yupz, ibu yang kusayangi telah didiagnosis oleh dokter menderita DM. Dari pengalaman itulah, aku mulai rajin membuka artikel2 di web yang memuat soal DM dan beberapa tips kesehatan lainnya. Kali ini ada suatu artikel yang menarik dari kompas.com tertanggal 26 Feb 2009 yang berjudul "10 Kebiasaan Kecil Pemicu Diabetes", makanya aku sertain di blog ini semoga bermanfaat..

1. Teh manis

Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.

Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.

2. Gorengan

Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.

3. Suka ngemil

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

Pengganti: Buah potong segar.

4. Kurang tidur.

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.

Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.

5. Malas beraktivitas fisik

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. "Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda," kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.

Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

Solusi: Bersepeda ke kantor.

6. Sering stres

Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.

7. Kecanduan rokok

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.

Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.

8. Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.

Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.

9. Takut kulit jadi hitam

Menurut jurnal Diabetes Care, wanita dengan asupan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2. Selain dari makanan, sumber vitamin D terbaik ada di sinar matahari. Dua puluh menit paparan sinar matahari pagi sudah mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari. Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu keteraturan metabolisme tubuh, termasuk gula darah.

Solusi: Gunakan krim tabir surya sebelum "berjemur" di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.

10. Keranjingan soda

Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses' Health Study II terhadap 51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.

Pengganti: Jus dingin tanpa gula.*

SadEnd

Dalam hidup ini, aku tak pernah tahu kapan bahagia kan datang dan pergi? Begitu pun hadirmu. Denganmu ku tahu warnanya cinta...

Kini, hanya pada-Mu kupasrahkan segalanya. Jika perpisahan ini lebih baik untukku dan untuknya, maka biarlah rasa ini pergi dengan pelan2 saja...

Seperti sebuah cerita, yang tak selamanya berakhir bahagia. Semoga ku ikhlas menerima semua ini. Beri kekuatan padaku, Ya Rabb. Agar ku bisa melangkah ringan tanpa beban tuk wujudkan impian. Amiinn...