Minggu, 03 Mei 2009

uneg2

Kita benar2 dapat merasa kehilangan setelah apa yang sebelumnya menjadi milik kita, di dekat kita, dan menemani hari-hari kita itu hilang/pergi.
Kehilangan sesuatu yang berharga. Seminggu yang lalu aku tak menyangka hari itu menjadi hari yang nahas bagiku. Di saat sibuk-sibuknya menjelang acara diskusi, cobaan itu datang. Dua buah hp yang kebetulan menjadi media silaturahmi dengan para pembicara lenyap saat sedang wudhu di musholla kampus.
Tak hanya itu, padahal di dalam dompet hape itu juga ada flasdisk dari seorang pembicara. Oh.. sedihnya. Jadi nggak enak... Mungkin juga mereka menghubungiku pada detik-detik menjelang acara? Entahlah. Yang ada di pikiran adalah bagaimana nanti bisa bersikap biasa aja di depan teman2 dan tentunya para pembicara + undangan + peserta yang sudah datang. Suatu tantangan terbesar adalah mencoba bersikap legowo namun jika mengingat peristiwa itu seolah ingin menumpahkan segala keluh kesah.
Pemberian sambutan hanya singkat saja, segala persiapan tampaknya menguap begitu saja beriringan dengan rasa sesalku stlh mengetahui bahwa aku tlah kehilangan benda yang selalu menemaniku.
Sebelumnya, banyak kejadian yang serupa juga menimpa teman2 kampus. Ada yang kehilangan tas + seisinya, meski beberapa minggu stlh kejadian yang balik hanya surat2 saja. Ada lagi yang kemalingan , de-el-el.
Yang kadang membuatku heran. Sudah begitu lunturkah nilai moral yang tertanam dalam jiwa bangsa ini. Hingga tak bisa lagi membedakan antara hak dan bathil. Entah mengapa, di tempat orang-orang berdatangan untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba kepada Tuhannya masih juga ada orang yang tega-teganya mengambil barang yang bukan haknya.
Mau gimana lagi? Barang sudah nggak ada, mau dikejar kemana pula? Tak ada satu jejakpun yang bisa ditelusuri. Sekarang hanya bisa pasrah dan semoga ada hikmah dibalik peristiwa itu.
Buat teman2 dan juga diriku sendiri, mungkin kita harus lebih hati2 dalam menjaga milik Qt. Jd ingat nih. Dulu pada zaman shohabat Nabi, ada seseorang yang teledor dalam mengamankan ontanya. Meski dijawabnya bahwa Allah telah menjaga milikiknya itu, namun tetap saja ditegur untuk mengikat ontanya itu agar tidak lari. Jadi Intinya: Kita harus selalu bersikap hati-hati nih. Kapanpun dan dimanapun. kata Bang Napi nieh, "Kejahatan itu terjadi karena ada kesempatan dan niat pelakunya. Jadi, waspadalah... waspadalah!". :)

Tidak ada komentar: