Jumat, 08 Mei 2009

mengais mimpi

Cahaya malam masih setia menemaniku dalam mengeja mimpi. Menuntunku mereka ulang setiap peristiwa yang telah kulalui. Ah sepertinya aku tak ingin terbangun dengan mimpi yang begitu indah. Aku takut ketika tersadar romantisme mimpi itu hanya akan menjadi mozaik-mozaik yang tak beraturan saja. Pecah. Mengikuti rupa-rupa tak bernada.

Kulihat engkau menyapaku dengan lesung pipit di pipimu, lalu kubalas dengan senyum termanis yang telah kuseleksi di depan kaca kamarku semalam. Dengan keindahan mimpi yang menghampiri, kucoba menyelipkan sekuntum kenangan.....

Suara lonceng berdenting seolah membangunkanku dari mimpi. Aku harus bangun karena hidup adalah kenyataan. Siapapun boleh punya mimpi, karena tanpa mimpi kita tidak akan pernah tahu ke mana arah kaki kita melangkah. ^-^

Tidak ada komentar: