Seperti mayang mekar di pagi hari. Itulah senyum terindah yang tersungging di bibir mungilmu, dek. Tangismu takkan pernah luput dari setiap doa yang terus menguatkanmu. Meski tak ada figur seorang ayah yang memelukmu, senyum itu telah menjadi penawar lelah dan duka bagi mamamu dan kami.
Tak pernah terbayangkan olehku, di usia beliamu kini kau belum memperoleh apa yang teman-temanmu miliki. Cinta dan kasih sayang dari seorang ayah. Sempat kutahan air mata yang menyeruak, saat mendengar olok-olok dari temanmu. "Mana papamu?". Mungkin sekarang kau belum mengerti apa yang mereka katakan. Kau bisa bilang "papa", tapi ia masih asing bagimu.
Namun, aku yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik. Masih ada orang-orang yang takkan pernah putus berikan cinta kasihnya untukmu, dek. Cepat besar dan menjadi anak pintar ya, dek?***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar